Dumai- Julukan Dumai sebagai Kota Idaman harus di hilangkan karena tidak cocok dengan kenyataan sebenarnya di lapangan. Kota Idaman itu adalah milik kota Rantau Prapat provinsi Sumatera Utara. Hal ini mengingat, Rantau Prapat pernah meraih Piala Adipura beberapa puluh tahun silam sebagai kota terbersih di Indonesia.Jika di bandingkan dengan Kota Dumai yang sampah meluber di tempat penampungan di pinggir jalan, pasir hampir merata sepanjang jalan protokol, di tambah banjir yang sering melanda di tengah kota sungguh tidak layak Dumai di juluki kota Idaman.
Hal yang paling di rasakan masyarakat Dumai adalah ketika turun hujan, pusat kota tergenang air yang tinggi.Seperti terpantau hari ini Ahad (11/9/2022) jalan protokol di kota Dumai seperti Jalan Sultan Hasanuddin / Ombak banjir setinggi 30 cm.Beberapa ranmor terlihat mati mesin dan mogok.Belum lagi jika air pasang laut datang, beberapa ruas jalan di pusat kota Dumai terendam banjir.Kenapa Banjir menjadi sorotan, karena yang terdampak banjir itu pusat kota. Aktivitas perekonomian itu mayoritas di pusat kota.Permasalahan akan timbul, jika air pasang laut menggenangi jalan, maka struktur material jalan seperti aspal dan kerikil akan terkelupas yang mengakibatkan jalan berlubang.Nah, bila jalan rusak, maka di butuhkan dana yang cukup besar lagi untuk memperbaiki.Persoalan utama adalah bagaimana mengatasi banjir.
Pantauan di lapangan, semenjak Dumai di pimpin oleh H.Paisal, APBD Dumai tersedot untuk pembangunan Dumai Islamic Center (DIC). Selain itu, anggaran untuk Bantuan Sosial (bansos) melalui pos anggaran Sekretariat Daerah. Prioritas pembangunan untuk yang lain di tinggalkan dulu, mengingat membangun DIC adalah visi dan misi H.Paisal ketika Pilkada Dumai 2020.Julukan Dumai sebagai kota Idaman pun di label ketika H.Paisal baru menjabat Walikota. Apakah karena akan di bangun DIC sehingga H.Paisal menyematkan Dumai sebagai Kota Idaman ? Bagaimana jika Paisal tidak menjabat Walikota, penggantinya menjuluki Dumai dengan nama lain ?
Semasa Dumai di jabat Walikota H.Khairul Anwar SH , Dumai pernah di juluki kota PENGANTIN singkatan dari kata Pelabuhan, Perdagangan, Tourism dan Industri.Ini sangat cocok dengan kenyataan di lapangan.Untuk saat ini Dumai layak di sebut Kota Banjir bukan kota Idaman.(rh)