Bank Riau Kepri Kantongi Laba Bersih 2017 Sebesar Rp454.395 Miliar

Bank Riau Kepri Kantongi Laba Bersih 2017 Sebesar Rp454.395 Miliar

PEKANBARU – Bank Riau Kepri bukukan laba tahun buku 2017 sebesar Rp 454.395 miliar dan berhasil menumbuhkan asset dari Rp 21.22 T pada akhir tahun 2016 menjadi Rp 25,492 T pada akhir tahun 2017 atau bertumbuh sebesar Rp 4,3 T.

Pada Jumat sore (9/2/2018) dilangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun 2017 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Tahun 2018 PT. Bank Riau Kepri yang dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Riau H. Wan Thamrin Hasyim.

Kegiatan ini berlangsung pada pukul 16.00 wib di Ballroom Dang Merdu Lantai 4, Gedung Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri dan tuntas pada pukul 01.10 WIB Sabtu dinihari tanggal 10 Februari 2018.

Acara tahunan ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Riau H. Wan Thamrin Hasyim dan Gubernur Kepulauan Riau yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kepulauan Riau Dr. H. T.S. Arif Fadila, S.Sos, M.Si serta 19 orang Bupati / Walikota dari dari Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.

Tampak terlihat hadir, Walikota Pekanbaru Dr. H. Firdaus, ST, MT, Walikota Dumai Zulkifli AS, Walikota Batam yang diwakili Sekdako Batam Jefridin, Plt Walikota Tanjung Pinang R. Ariza, Bupati Kampar H. Aziz Zaenal, Bupati Bengkalis yang diwakili oleh Asisten II Heri Indra Putra, Wakil Bupati Inhu Khairizal, Bupati Inhil yang diwakili oleh Sekda Kabupaten Inhil Said Syarifuddin, Bupati Bintan Apri Sujadi, Bupati Karimun yang diwakili Sekda Karimun M. Firmansyah, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal, Wakil Bupati Siak Alfedri, Bupati Pelalawan HM. Harris, Bupati Kuantan Singingi Drs. H. Mursini, Bupati Rokan Hulu Sukiman, Bupati Rokan Hilir yang diwakili Sekda Kabupaten Rokan Hilir Surya Arfan, Wakil Bupati Lingga M. Nizar, Bupati Meranti Irwan Nasir, M.Si dan Bupati Anambas Abdul Haris, SH.

Dari Bank Riau Kepri hadir Komisaris Utama H.R. Mambang Mit, Komisaris A. Rivaie Rachman beserta Taufiqurrahman, Direktur Utama DR. Irvandi Gustari, Direktur Operasional Denny Mulia Akbar dan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko Eka Afriadi.

Secara menyeluruh kendati ekonomi sumatera pada triwulan III lebih rendah tumbuhnya yaitu sebesar 4.34% dibandingkan dengan tumbuhnya ekonomi Indonesia sebesar 5.06% dan ditambah lagi pada triwulan III pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau adalah sebesar 2.85% dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri 2.41% maka dengan hasil kerja keras seluruh insan Bank Riau Kepri diperoleh laba sebesar Rp 454.395 miliar pada tahun buku 2017 dan angka tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 452.9 miliar.

Laba Bank Riau Kepri bertumbuh sebesar 0.34% dan hal itu jauh lebih baik pada kondisi perbankan nasional khususnya pada buku II yaitu pertumbuhan laba minus 14.92% pada tahun 2017.

Lebih lanjut mengenai kredit Bank Riau Kepri pada tahun 2017 bertumbuh sebesar 3.06% yaitu dari Rp 15.088 T bertumbuh menjadi Rp 15.546 T. Prestasi pertumbuhan kredit yang diraih Bank berlogo tiga layar terkembang ini jauh lebih baik pada kondisi perbankan buku II secara nasional yaitu bertumbuh minus sebesar 8.92%.

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) yang diraih bank kebanggaan masyarakat Riau dan Kepri ini pada akhir tahun 2017 adalah bertumbuh sebesar 37.11% yaitu dari Rp 12.049 T pada akhir tahun 2016 menjadi Rp 16.520 T pada akhir tahun 2017.

Hal yang perlu dicermati bersama adalah mengenai komposisi dana Pemerintah Daerah vs dana non Pemerintah Daerah yaitu dana Pemerintah Daerah dengan porsi 3.34% dan dana non Pemerintah Daerah sebesar 96.66%.

Lebih lanjut mengenai pertumbuhan asset yang diraih Bank Riau Kepri pada tahun 2017 yaitu bertumbuh sebesar 20.13% dan pencapaian itu jauh diatas pertumbuhan asset perbankan di Indonesia yaitu berkisar sebesar 10.59%.

Pertumbuhan asset itu secara nominal adalah pada akhir tahun 2016 sebesar Rp 21.221 T bertumbuh menjadi Rp 25.492 T pada akhir tahun 2017 atau meningkat sebesar Rp 4.3 T.

Untuk BOPO Bank Riau Kepri pada akhir tahun 2017 yaitu sebesar 78.1% dan hal itu jauh lebih efisien dibandingkan dengan perbankan pada buku II secara nasional yaitu sebesar 85.65%.

BOPO merupakan perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan operasional dan ini merupakan ukuran efisiensi suatu bank. BOPO Bank Riau Kepri dibandingkan dengan 4 BPD lainnya di Sumatera yang sama-sama memiliki asset diatas Rp 20 T (Bank Sumut, Bank Nagari, Bank Sumsel Babel dan Bank Aceh) dimana Bank Riau Kepri jauh lebih efisien dibandingkan 4 BPD tersebut.

Mengenai penanganan Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet Bank Riau Kepri berhasil membukukan NPL gross sebesar 3.92% dan NPL net sebesar 0.16%. Ini merupakan upaya terbaik menekan kredit macet dibandingkan dengan NPL tahun 2015 dan 2016.

Selanjutnya dalam RUPS LB ditetapkan juga mengenai pengesahan Spin Off Syariah dan disepakati juga dengan nama Bank Kepri Riau Syariah yang nantinya akan berkantor pusat di Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau.

Pada RUPS tersebut juga disampaikan penambahan delivery Channel tahun 2018 berupa pemasangan 100 unit Anjungan Tunai Mandiri (ATM) baru dilokasi yang strategis, EDC sebanya 200 unit dan kas keliling/otobanking sebanyak 17 unit.

Sejumlah Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota juga mengajukan penambahan modal untuk Bank kebanggaan masyarakat Riau dan Kepri ini.

Dilaporkan juga pada RUPS Tahun Buku 2017 dan RUPS LB Tahun 2018 ini kinerja Bank Riau Kepri secara non kuantitatif yaitu telah meraih sebanyak 35 penghargaan level nasional.

Gubernur Kepulauan Riau yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kepulauan Riau Dr. H. T.S. Arif Fadila, S.Sos, M.Si langsung memberikan apresiasi terhadap kinerja gemilang Bank berlogo tiga layar terkembang ini, dimana dalam kondisi ekonomi yang relatif menurun di kawasan Riau dan Kepri namun Bank Riau Kepri masih bisa meningkatkan pertumbuhan labanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sekda Kabupaten Inhil Said Syarifuddin terkait kinerja Bank Riau Kepri yang luar biasa ini yaitu dapat bertahan dalam kondisi ekonomi global yang masih gonjang ganjing.

Dalam proses RUPS ini masing-masing pemegang saham menyampaikan aspirasinya untuk masing-masing wilayah kerjanya terkait dengan penambahan ATM, jaringan kantor dan layanan transaksi non tunai.