Dumai-infestigasi-Di suatu tempat kedai kopi Elite kamis (28/2/2019) yang terletak di jalan Diponegoro, redaksi di temui oleh seorang oknum pemimpin redaksi media online di kota Dumai.Dalam perbincangan tersebut, oknum pemred tersebut tidak kenal dan ingin ketemu dengan pengurus salah satu gelanggang permainan yang mempunyai ijin.Redaksi menyarankan untuk datang langsung, karena pengurus tersebut selalu ada di tempat.
Oknum Pemred tersebut menelpon, bahwa ketika membonceng istri, dirinya melihat ada mobil pengurus, namun dirinya tidak singgah, karena terlebih dahulu mengantar istri pulang ke rumah.Setelah mengantar istri, dirinya pergi ke gelper dan tidak ketemu dengan pengurus.Tepat tengah malam jumat (1/3/2019), oknum pemred tersebut menerbitkan berita tentang gelper di media online miliknya.
Setelah berita terbit, keesokan harinya, oknum pemred tersebut tetap ingin ketemu,dan redaksi memfasilitasi pertemuan 2 kali antara oknum pemred tersebut dengan pengurus gelper.Setelah pertemuan pertama, oknum pemred tersebut terlihat 6 kali menerbitkan berita.Dalam pertemuan, oknum pemred tersebut, mengungkap kepada pengurus untuk di bantu, karena ada rencana membeli sarana kipas dan peralatan lainnya di kantor sekretariat bersama (sekber).
Pada senin malam oknum pemred tersebut, memohon agar di bantu karena pada hari selasa (5/3/2019), anaknya berulang tahun dan akan di rayakan makan bersama keluarga.Oknum tersebut meminta di bantu Rp.2,5 juta dan agar di sampaikan ke pengurus gelper dan berita akan di hapus.Karena di minta tolong oleh oknum pemred tersebut dan menimbang rekan sesama jurnalis, redaksi menyampaikan permohonan oknum pemred.
Di pertemuan kedua selasa (5/3/2019) di kedai kopi Han jalan Diponegoro, pengurus gelper hanya menyanggupi membantu Rp.1 juta, namun di tolak oleh oknum pemred.”Ini tidak ada tawar menawar, Rp.2 juta aja”, cetus oknum pemred.Karena tidak ada kesepakatan antara kedua pihak, oknum pemred merasa punya media online menerbitkan berita tentang gelper hingga 9 kali.
Saat ini, untuk menjadi suatu pemimpin redaksi suatu media massa terutama media online sangat mudah.Ada penyandang dana, langsung membeli domain dan hosting serta membuat media online.Tanpa pernah menjadi wartawan media cetak, orang bisa langsung memimpin diri sendiri menjadi pemred.Jika seseorang pernah berpengalaman menjadi wartawan cetak, diri di tempa untuk menjadi wartawan profesional.
Untuk menjadi pemimpin redaksi yang saat ini di terapkan oleh Dewan Pers, melalui tahapan yang ketat.Berpengalaman sebagai wartawan, kemudian meningkat sebagai redaktur dan kordinator liputan (korlip), serta menjadi wapemred dan pemred.Setidaknya pernah berpengalaman 10 tahun menjadi wartawan, hingga bisa menjadi pemimpin redaksi.
Ilmu jurnalistik tidak semudah orang mengucapkan kata, proses alam mencari berita dan membangun komunikasi dengan nara sumber di lapangan akan membawa diri seseorang matang di dunia jurnalistik.Etika Jurnalistik dan kode etik harus di junjung tinggi.(ricky)