Menjelang akhir tahun, tepatnya pada tanggal 28 November, masyarakat diimbau untuk berpartisipasi dalam peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia. Peringatan ini bukan sekadar seremonial belaka, melainkan sebuah panggilan mendesak bagi kita semua untuk kembali merawat bumi yang semakin rentan terhadap perubahan iklim. Di tengah cuaca yang semakin tidak menentu, momentum ini menjadi pengingat bahwa satu batang pohon yang kita tanam hari ini adalah investasi oksigen bagi anak cucu kita di masa depan.
Hari Menanam Pohon Indonesia yang diperingati setiap tahun ini memiliki relevansi yang sangat tinggi bagi masyarakat modern. Di tahun 2025, peringatan ini terasa lebih spesial dengan semangat baru untuk memulihkan lahan kritis yang tersebar di berbagai penjuru nusantara. Dengan curah hujan yang mulai tinggi di bulan November, ini adalah waktu terbaik secara agroklimat untuk memulai menanam, memastikan bibit memiliki peluang hidup yang maksimal untuk tumbuh subur dan menghijaukan lingkungan kita.
Banyak dari kita mungkin bertanya, mengapa tanggal 28 November dipilih sebagai momentum nasional? Sejarah peringatan ini berakar pada keputusan strategis pemerintah untuk menyatukan gerak langkah dalam konservasi alam. Penetapan Hari Menanam Pohon Indonesia didasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2008 yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Keputusan tersebut tidak lahir begitu saja, melainkan didasari oleh pertimbangan klimatologis yang matang. Bulan November dianggap sebagai awal musim penghujan di sebagian besar wilayah Indonesia, yang merupakan faktor kunci keberhasilan tanaman untuk beradaptasi dan tumbuh. Lebih jauh lagi, Keppres ini juga menetapkan bulan Desember sebagai Bulan Menanam Pohon Nasional, menjadikan dua bulan terakhir dalam kalender sebagai periode emas untuk melakukan aksi penghijauan secara masif dan berkelanjutan. Sejak saat itu, gerakan ini berevolusi dari kampanye penanaman satu miliar pohon hingga kini berfokus pada pemulihan fungsi ekologis yang lebih spesifik.
Makna dan Tujuan Hari Menanam Pohon Indonesia
Makna di balik peringatan ini jauh melampaui sekadar aktivitas menggali lubang dan memasukkan bibit. Pada tahun 2025, tema yang diusung adalah “Hijaukan Bumi, Pulihkan Alam”, yang selaras dengan upaya global untuk merestorasi lahan yang terdegradasi. Tujuan utamanya adalah membangkitkan kesadaran kolektif masyarakat bahwa menanam pohon adalah solusi termurah dan termudah untuk memitigasi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Urgensi penanaman pohon di Indonesia saat ini sangat tinggi. Pemerintah menargetkan rehabilitasi lahan kritis seluas 12 juta hektare, sebuah angka yang ambisius namun harus dicapai demi target penyerapan karbon nasional atau FoLU Net Sink 2030. Hari Menanam Pohon Indonesia menjadi alarm tahunan yang mengingatkan kita bahwa hutan bukan hanya aset ekonomi, tetapi sistem penyangga kehidupan yang menjaga ketersediaan air bersih dan kestabilan iklim mikro di lingkungan tempat tinggal kita.












