Dumai-infestigasi.com-Semakin jelas penempatan perkebunan rumput gajah di lahan perumahan bukit datuk milik PT.Pertamina RU II Dumai telah terjadi dugaan tindak pidana.Selain tanaman rumput gajah, juga terdapat gubuk liar untuk tempat singgah pekerja rumput gajah, di mana lokasi berada di belakang blok YS.
Infestigasi.com membandingkan PKL Kerupuk Cabe yang di gusur paksa pindah dari tanah pertamina, di sepanjang jalan raya bukit datuk beberapa bulan lalu.Untuk memperkuat posisi pertamina RU 2 di mata rakyat jelata yang menjadi PKL Kerupuk Cabe, Pertamina RU II Dumai membangun pagar besi sepanjang jalan raya bukit datuk kecamatan Dumai Selatan Kota Dumai
Hal ini berbanding terbalik, ketika lahan pertamina ru 2 di perumahan bukit datuk ternyata pernah ada peternakan sapi yang di kelola oleh Manager HSSE Pertamina RU II Dumai Seno Haryono.Di luas lahan 2 hektar, selain peternakan sapi, terdapat juga tanaman rumput gajah untuk makanan sapi.
Setelah karyawan perusahaan yang berdomisili di blok YS keberatan dengan bau menyengat kotoran sapi, peternakan sapi pindah ke dekat bekas kantor pem umum pertamina.Pemilik peternakan sapi mengaku, bahwa lahan yang saat ini bukan di lahan pertamina ru 2. melainkan tanah yang di sewa.
Pantauan di lapangan.di belakang blok YS masih terdapat tanaman rumput gajah seluas 2 hektar, lalu kenapa di lahan perusahaan pertamina ada penyerobotan lahan perusahaan masuk kategori dugaan tindak pidana terjadi pembiaran ?
Konfirmasi yang di ajukan kepada General Manager Pertamina RU II Dumai Otto Gerentaka beberapa waktu lalu terkait, lahan perusahaan yang di pakai Manager Pertamina di benarkan, sementara PKL Kerupuk Cabe di gusur berjualan, tidak menjawab konfirmasi yang di ajukan.
Di seluruh lahan pertamina ru 2 Dumai di sepanjang jalan raya bukit datuk tertera tulisan objek vital nasional, Apakah karena pemakai lahan ini seorang manager terjadi pembiaran, sedangkan rakyat jelata seperti PKL Kerupuk Cabe di gusur-gusur mencari makan ? Pertamina RU II masih berpihak kepada Manager dari pada rakyat miskin.(ricky)