Hari Maritim Nasional 2025: Mengangkat Kejayaan Maritim Indonesia

Hari Maritim Nasional 2025

JAKARTA – Setiap tanggal 21 Agustus, bangsa Indonesia memperingati Hari Maritim Nasional. Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum penting untuk merefleksikan kembali posisi strategis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan menguatkan komitmen untuk menjadikan sektor maritim sebagai pilar utama pembangunan nasional. Di tahun 2025 ini, peringatan Hari Maritim Nasional terasa semakin relevan di tengah dinamika global dan tantangan domestik yang terus berkembang.

Sejarah dan Esensi Peringatan

Hari Maritim Nasional dicanangkan untuk mengenang Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Deklarasi ini merupakan tonggak sejarah yang menyatukan wilayah perairan di antara pulau-pulau di Indonesia menjadi satu kesatuan kedaulatan, yang sebelumnya dianggap sebagai laut bebas. Berkat Deklarasi Djuanda, Indonesia secara resmi menjadi negara kepulauan (archipelagic state), sebuah konsep yang kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) pada tahun 1982. Peringatan ini adalah pengingat bahwa lautan bukan pemisah, melainkan pemersatu bangsa (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2024).

Potensi Maritim yang Melimpah Ruah

Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, lebih dari 17.500 pulau, dan luas laut yang mencapai 3,25 juta km persegi, atau dua pertiga dari total luas wilayahnya. Potensi maritim Indonesia sangatlah besar, mencakup perikanan, pariwisata bahari, energi terbarukan (angin dan gelombang laut), transportasi laut, serta kekayaan mineral dasar laut.

Namun, potensi ini belum sepenuhnya tergarap secara optimal. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kontribusi sektor maritim terhadap PDB nasional masih bisa ditingkatkan (BPS, 2024). Peringatan Hari Maritim Nasional 2025 menjadi pengingat bagi seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk bekerja sama dalam mengelola dan memanfaatkan potensi ini secara berkelanjutan.

Tantangan dan Arah ke Depan

Peringatan Hari Maritim Nasional 2025 menjadi momentum untuk meninjau kembali berbagai tantangan yang dihadapi, di antaranya:

– Ilegal Fishing: Praktik penangkapan ikan ilegal masih menjadi ancaman serius yang merugikan negara triliunan rupiah setiap tahunnya dan mengancam keberlanjutan sumber daya ikan.

– Keterbatasan Infrastruktur: Pelabuhan yang belum merata, armada kapal yang terbatas, dan konektivitas antarpulau yang belum optimal masih menjadi hambatan dalam mewujudkan tol laut yang efektif.

– Pencemaran Laut: Sampah plastik dan limbah industri yang mencemari laut menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut dan kesehatan masyarakat pesisir.

– Kesejahteraan Nelayan: Mayoritas nelayan tradisional masih menghadapi tantangan kemiskinan dan keterbatasan akses terhadap teknologi dan modal.

Menghadapi tantangan ini, pemerintah telah mencanangkan berbagai program strategis, seperti pembangunan infrastruktur pelabuhan, pengembangan armada kapal, penguatan pengawasan laut melalui Bakamla, serta program revitalisasi perikanan nasional. Selain itu, peningkatan literasi maritim dan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut juga menjadi kunci.

Membangun Jiwa Maritim Generasi Muda

Peringatan Hari Maritim Nasional 2025 juga harus menjadi momentum untuk menanamkan jiwa maritim kepada generasi muda. Pendidikan maritim harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah, agar anak-anak Indonesia sejak dini memahami bahwa masa depan bangsa ada di lautan. Mereka harus menyadari bahwa laut bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga sumber kehidupan dan kedaulatan bangsa.

Maka, di Hari Maritim Nasional 2025 ini, mari kita jadikan lautan sebagai jalan kemakmuran, bukan sekadar batas wilayah. Dengan semangat gotong royong dan komitmen yang kuat, kita bisa mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia yang makmur, adil, dan lestari.