Dumai-Salah satu media online dari luar Kota Dumai memberitakan Mobil BBM industri yang sedang kosong sedang terpakir malah di sebut gudang BBM di kota Dumai.Dari narasi yang di buat, chat atau pesan WA yang di tampilkan, seolah kesannya menanyakan sesuatu hal yang tidak di ketahui.Kedatangan oknum wartawan yang berjumlah 3 orang ke kota Dumai pada senin tengah malam (23/1/2023) bersilaturahmi ke beberapa instansi di Kota Dumai.Hal ini mengingat oknum wartawannya yang seorang wanita di Kota Dumai inisial Fi kerap memuat release dari instansi untuk di muat di medianya. Karena release kerap di muat, datanglah pimpinan media berkunjung ke instansi yang memberikan release.Setelah berkunjung ke beberapa instansi, Fi ini mengajak pimpinannya dengan mengendarai mobil avansa warna merah ke arah luar kota Dumai di duga untuk memantau kegiatan penimbunan CPO.Seluruh gudang penampungan ilegal di tunjukkan oleh Fi dan kru dari oknum media memfoto beberapa lokasi penampungan ilegal CPO.
Namun, anehnya, mobil truck tanki BBM warna biru putih yang untuk industri yang sedang kosong muatan dan parkir di halaman bengkel dan warung makan malah di foto dan di sebut dugaan tempat penampungan BBM.Bahkan, di sisi lain, dari seberang jalan oknum ini memfoto hanya sebuah jalan masuk ke pemukiman masyarakat tanpa ada tampak mobil BBM.
Pemilik warung makan yang merasa di foto lokasinya, menelepon penulis, ada oknum wartawan yang datang memfoto. Oknum pimpinan itu memberikan tanda pengenal, namun tanda pengenal yang di tinggalkan tidak sesuai dengan media online yang sebenarnya.Sepulang dari Pekanbaru, malam itu penulis menjumpai ketiga wartawan tersebut. Suasananya akrab, dan bincang-bincang santai.Apalagi, pimpinan media menerangkan bahwa mereka baru selesai melakukan investigasi di lapangan. Ketika di tanyakan kepada pimpinan media tersebut, bahwa yang mengarahkan adalah seorang oknum wartawan wanita inisial Fi, mereka menyebut tidak ! Menurut mereka, setelah memfoto lokasi mobil yang sedang parkir di warung makan dan bengkel menuju arah balek kota, mobil sempat terlewat gudang CPO, dan akhirnya mobil mundur untuk memfoto lokasi gudang CPO.Padahal gudang CPO yang di foto itu di mana kepala biro medianya merangkap bekerja di gudang CPO itu.” Mobil kami sempat terlewat dari gudang CPO akhirnya mundur lagi untuk mengambil dokumentasi” ungkap oknum tersebut.
Setelah selesai bincang-bincang pukul 23.00 WIB, karena memandang sesama rekan media apalagi dari daerah jauh, penulis ingin membantu untuk sekedar uang minyak dan meminta nomor ‘cantik’. Namun pukul 03.00 subuh masuk isi WA , dengan kata- kata, “boleh saya tahu nominal mau bantu saya”. Untuk menghindari kesan dugaan pemerasan, tidak menggubris permintaan dana. Penulis menerangkan melalui tulisan WA dan bukan untuk di publikasikan. Namun, isi chat WA malah di jadikan tampilan foto.Dalam etika jurnalistik, suatu hal dalam percakapan tidak boleh di publikasikan atau off the record harus di hormati dan kalau ingin di kutip harus di tanyakan terlebih dahulu kepada narasumber.
Selain itu, oknum wartawan wanita Fi ini memberikan nomor telepon pemilik usaha dengan tujuan pimpinannya menelepon pemilik usaha.Agar terkesan pemilik usaha takut di beritakan, ternyata kebenarannya di ragukan. Kalau nama orang di sebut tidak benar bisa menimbulkan pencemaran nama baik.Instansi pemerintah dan swasta di Kota Dumai perlu mewaspadai oknum yang mengaku wartawan Fi ini.Jangan melihat penampilan seseorang apalagi seorang wanita yang mengaku wartawan.Oknum yang mengaku wartawan pandai bicara belum tentu bisa menulis berita.Berita copy paste (copas) kerap di jumpai di media online. Zaman Now saat ini, orang susah mencari uang, apalagi pengangguran level tinggi, apakah jalan mudah dengan mendapatkan Kartu Pers untuk meminta-minta uang ke instansi dan pemilik usaha ?