Dumai-infestigasi-Ini peringatan bagi komandan militer di Indonesia, jangan sekali-kali membela anggota yang terlibat sebagai penampung ilegal bbm.Kejadian dan Fakta ini terjadi 8 tahun lalu, di sela-sela kunjungan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Republik Indonesia, Kepala Staf Umum TNI ke kota Dumai dalam rangka persiapan akhir peringatan Hari Nusantara ke 32 tahun 2011 lalu, yang mana kota Dumai di tunjuk sebagai tuan rumah.
Setelah melakukan peninjauan ke lokasi acara Hari Nusantara 2011 di kawasan TPI Purnama Dumai, Sekjen Departemen Pertahanan dan Kepala Staf Umum TNI yang di dampingi Wakil Gubernur Riau H.R.Mambang Mit beserta rombongan di antaranya Pangdam 1/Bukit Barisan, Asisten Kasum TNI, Asisten Kasad, Asisten Kodam 1/Bukit Barisan, Komandan Korem 031/Wirabima, Wakapolda Riau, Komandan Kodim 0303/Bengkalis yang saat itu bermarkas di Dumai, Kapolres Dumai beserta Walikota Dumai H.Khairul Anwar mengadakan pertemuan di balai-balai rumah dinas jabatan Walikota Dumai.
Selesai acara ekspos dan pemaparan tentang rencana Hari Nusantara (harnus), di lanjutkan makan siang bersama, di berikan tanya jawab oleh Sekjen Departemen Pertahanan. Awak media yang berjumlah 30 orang duduk bersila di bawah berhadapan dengan perwira tinggi militer yang duduk di kursi, terlihat 2 orang jenderal bintang 3, 10 orang jenderal bintang 2, dan puluhan kolonel.Semua perwira memakai seragam militer.
Selama kurang lebih 10 menit di berikan waktu untuk mengajukan pertanyaan, satupun awak media tidak ada yang bertanya. Apa karena takut salah tanya, awak media tampak diam.Penulis lirik kiri dan kanan, tidak ada rekan yang bertanya.Akhirnya penulis memberanikan diri mengajukan pertanyaan.Terlebih dahulu penulis mengajukan ijin apakah boleh mengajukan pertanyaan di luar konteks Hari Nusantara (harnus).
Di persilahkan mengajukan pertanyaan, penulis menujukan pertanyaan kepada Sekjen Departemen Pertahanan dan Kepala Staf Umum TNI tentang adanya anggota TNI yang buka penampungan ilegal bbm.Perwira militer yang hadir tersentak kaget mendengar pertanyaan yang di ajukan.Sekjen Departemen Pertahanan bertanya siapa anggota TNI yang buka penampungan bbm ilegal dan di jawab penulis nama Dikdo.
Tiba-tiba dari arah belakang Jenderal, Dandim berlari ke arah depan menghadap Jenderal, Siap, bukan anggota TNI tapi Caminvet.Di hadapan Jenderal, penulis berkata Dikdo adalah anggota TNI.Jenderal kemudian menjawab, nanti akan di telusuri.Setelah acara selesai, seseorang berlari menghampiri dan berkata, “Saya Kolonel Andi, Asisten Intel Kodam 1/Bukit Barisan, kalau ada anggota TNI AD yang buka penampungan ilegal bbm hubungi saya, pasti di tindak, ujar sang kolonel seraya memberi nomor kontak.
Esoknya, ketika masuk di kedai kopi Mersy atau Aseng, anggota TNI dan BIN Dumai serta awak media yang sedang ngopi, ketawa melihat penulis datang.Ada apa, kenapa ketawa ?, ujar penulis terasa ada yang aneh.Seorang rekan wartawan berkata bahwa Dandim di mutasi atau kena ganti.Penyerahan jabatan langsung hari itu juga di Pekanbaru setelah pertanyaan di ajukan.Tanpa ada pisah sambut, padahal Dandim baru menjabat 10 bulan, biasanya jabatan antara 2 hingga 3 tahun.
Apakah setelah peristiwa 8 tahun silam, penampungan ilegal bbm tutup ? Jawabannya Tidak, bahkan malah semakin bertambah.Ironisnya, beberapa pekan lalu. ketika Presiden Jokowi datang ke kota Dumai melakukan kampanye akbar, pantauan di bagan besar, tempat penampungan ilegal bbm.dan cpo tetap buka.(ricky)