Dumai  

Di Duga Diskriminasi, Tim Gugus Tugas Covid-19 Pemko Dumai Tutup Gelper

Infestigasi-dumai-Di era Demokrasi negara Indonesia ternyata Pemko Dumai melalui tim gugus tugas covid-19  di duga menerapkan  diskriminasi dengan menutup usaha arena permainan mesin ketangkasan dan karaoke keluarga yang punya ijin resmi dari Pemko Dumai.Hal diskriminasi ini mengingat pengunjung di arena permainan mesin ketangkasan pada satu tempat hanya berjumlah 20 hingga 60 orang sedangkan pengunjung City Mall bisa mencapai ribuan orang perhari, begitu juga halnya plaza Ramayana.

Di ijinkan buka kembali pasca penerapan PSBB ahad, 21 juni 2020 setelah sebelumnya masing-masing usaha arena permainan membuat surat pernyataan harus menerapkan protokol kesehatan.Setelah mematuhi protokol kesehatan, rabu malam, 24 juni 2020, tim patroli gabungan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah arena permainan dan karaoke keluarga dan hasilnya seluruh arena permainan dan karaoke keluarga mematuhi protokol kesehatan.

Pada kamis, 25 juni 2020 Wakil ketua tim gugus tugas covid-19 kota Dumai DR.Herdi Salioso menerbitkan surat yang isinya menutup gelanggang permainan dan karaoke keluarga.Pada kamis malam hari, surat tim gugus tugas Covid-19 telah beredar di WA sedangkan pemilik usaha arena permainan dan karaoke keluarga menerima surat pemberitahuan jumat, 26 Juni 2020.Isi surat, gelanggang permainan dan karaoke keluarga tutup.

Juru bicara tim gugus Covid-19 Pemko Dumai Dr.Syaiful ketika menerima pengurus usaha arena permainan mesin ketangkasan dan karaoke keluarga yang di dampingi tim data Covid-19 Dr Hafiz, mengatakan, dengan meningkatnya pasien covid-19 di kota Dumai maka gelper dan karaoke keluarga di tutup.Alasanya, karena tempat hiburan merupakan level tinggi untuk penyebaran Covid-19, sembari menampilkan data di layar monitor.

Pengurus arena permainan dan karaoke keluarga menyampaikan, kenapa pijat refleksi yang tanpa batas jarak antara terapis dan tamu ketika di pijat serta City Mall dan Plaza Ramayana yang di datangi ribuan pengunjung setiap hari boleh buka, Dr.Staiful hanya menyampaikan semua saran dan keberatan di catat untuk di sampaikan ke Walikota Dumai sebagai ketua tim gugus tugas Covid-19.

Teori murahan yang di sampaikan Dr.Syaiful dan Dr.Hafiz di luar berpikir akal sehat.Hal ini, mengingat, ribuan orang pengunjung setiap hari mendatangi City Mall dan Plaza Ramayana.Bila di bandingkan dengan orang yang berkunjung setiap hari ke satu tempat arena permainan mesin ketangkasan di bawah 100 orang, seharusnya City Mall dan Plaza Matahari juga harus tutup.Dengan di bukanya City Mall dan Plaza Ramayana maka diskriminasi telah di terapkan kepada gelper dan karaoke keluarga.

Dr.Syaiful ketika di tunjukkan foto adanya oknum kelompok yang melakukan pertemuan dengan tim gugus Covid-19, apakah karena  adanya intervensi dari oknum kelompok ini, tim gugus tugas covid-19  mengambil keputusan untuk menutup arena permainan mesin ketangkasan dan karaoke keluarga, di jawab Dr.Syaiful, Ya.(riki)